Beranda Politik Pakar Mikro Ekspresi Menilai Gestur dan Wajah 3 Cawapres

Pakar Mikro Ekspresi Menilai Gestur dan Wajah 3 Cawapres

JAKARTA (kompastapanuli.com) – Cawapres Muhaimin Iskandar

Pakar mikro ekspresi Kirdi Putra mendapati calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1 Abdul Muhaimin Iskandar, yang dipanggil Cak Imin, sering kali mengencangkan bibir pada debat kedua Pemilu Presiden (Pilpres) 2024, yang diselenggarakan Jumat (22/12) malam.

“Sering sekali ketika berbicara, beliau itu kehabisan waktu, dan kalau kita perhatikan, di akhir itu setiap kali pembicaraan beliau dihentikan moderator, bibirnya mengencang. Ini menunjukkan antara geregetan dan kesal,” kata Kirdi saat dihubungi ANTARA, Jumat (22/12).

Kirdi menilai tidak banyak ekspresi yang ditampakkan Cak Imin selama debat sesi para cawapres malam itu, juga tidak ada kejanggalan emosi yang terlihat saat dia menyampaikan pembicaraan.

Pun ketika memberikan penjelasan, Cak Imin, kata Kirdi, tidak ada masalah dan tidak ada ekspresi tertentu.

Gibran Rakabuming Raka

Pakar mikro ekspresi Kirdi Putra menemukan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka mencoba menjadi sosok Joko Widodo dengan menyalin gaya bicaranya saat debat kedua Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

Saat dihubungi ANTARA, Jumat (22/12) malam, Kirdi menilai gaya bicara Gibran pada debat kedua merupakan hal yang disengaja, mengingat gaya berbicara Gibran biasanya cukup berbeda dari yang dia tampakkan pada debat yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (22/12) malam tersebut.

“Mas Gibran ini menurut saya dia mencoba menyalin cara bicara Pak Jokowi. Kita tidak boleh membandingkan hanya melihat saat debat cawapres saja, tetapi, kita harus tarik dengan porsi waktu yang lebih panjang, ketika dia pidato semasa menjadi Wali Kota Solo misalnya,” kata Kirdi.

Kirdi menyebut bahwa kesamaan gaya berbicara tersebut bukan merupakan sebuah kebetulan, bahwa Gibran merupakan putra dari Jokowi. Menurut dia, sangat mungkin seorang anak memiliki gaya berbicara yang berbeda dengan ayah atau ibunya.

“Ketika cara bicara itu hampir sama persis, ini menimbulkan sebuah pertanyaan, bukan hanya karena ayahnya dianggap keren, tidak. Tapi, ada sebuah kepentingan yang dapat mempengaruhi pikiran manusia, ini seperti teknik NLP (Neuro Linguistic Programming) atau hipnoterapi,“ ujar Kirdi.

NLP merupakan salah satu teknik pengaturan pola pikir alam sadar seseorang yang berfokus agar pikiran bekerja sesuai dengan yang diinginkan. Teknik NLP juga bisa membuat seseorang memiliki pemikiran yang kokoh sehingga nantinya mampu membangun argumentasi dengan baik.

Kirdi menganalisis bahwa apa yang dilakukan Gibran tersebut merupakan upayanya untuk membuat publik merasa aman, seperti ketika dipimpin oleh Jokowi.

“Mungkin memang ada kesamaan gaya bicara, namun, ini sudah sama persis. Artinya dia mencoba menyalin figur Jokowi ke dirinya sehingga orang yang melihat dia itu seperti akan merasa aman, sama seperti ketika dibimbing Pak Jokowi. Memberikan kesan bahwa orang lain boleh saja mau melanjutkan misi Pak Jokowi, saya adalah Pak Jokowi,” Kirdi menjelaskan.

Mahfud MD

Setelah melakukan analisis debat kedua Pemilu Presiden (Pilpres) 2024, Pakar Mikro Ekspresi Kirdi Putra mengatakan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3 Mohammad Mahfud MD pandai dalam mengendalikan ekspresi emosi di antara cawapres lainnya.

“Menurut saya Pak Mahfud ini penguasaan ekspresi emosinya bagus, ini perlu pujian, bila saat debat capres sebelumnya saya pernah mengatakan bahwa yang paling bisa mengendalikan ekspresi emosi, bukan mengendalikan emosi, ya, itu adalah Pak Anies, tapi yang kedua yang paling bagus itu Pak Mahfud,” ujar Kirdi saat dihubungi ANTARA, Jumat (22/12) malam.

Kirdi mengatakan bahwa secara keseluruhan, Mahfud juga mampu mengelola emosi dengan baik, meski beberapa kali sempat terlihat adanya kebocoran emosi yang ditampakkan.

Kondisi gugup pada menit-menit awal debat, menyebabkan Mahfud MD beberapa kali tidak berdiri tegap dan menggoyang-goyangkan tubuhnya, sebagaimana dikatakan Kirdi.

“Pengelolaan emosi menurut saya Pak Mahfud bagus, walaupun kalau kita perhatikan di segmen pertama ia banyak menggoyangkan tubuh ke kanan dan ke kiri saat berbicara, itu grogi, selebihnya ia hanya sempat merasa tidak nyaman ketika berhadapan dengan Cak Imin, terlihat saat ia garuk hidung sedikit,” Kirdi menjelaskan.

Pada sebagian besar waktu debat, Kirdi menilai, Mahfud juga pandai dalam mengatur strategi pembicaraan dengan menarik topik pembicaraan yang benar-benar ia kuasai, salah satunya perihal hukum dan tata negara.

KPU menggelar debat kedua Pilpres 2024 pada Jumat (22/12) malam di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, yang melibatkan tiga cawapres, menyusul debat pertama yang mempertemukan tiga calon presiden pada Selasa (12/12) pekan lalu. *(Ant)

Editor : Elisa Nurasri