Beranda Sindikasi PSIB dalam Lintasan Sejarah: Respon Santri Melalui Dakwah Pesantren untuk Masyarakat Brebes

PSIB dalam Lintasan Sejarah: Respon Santri Melalui Dakwah Pesantren untuk Masyarakat Brebes

BREBES (pelitaindo.news) – Memulai diskusi malam ini bersama seluruh Pengurus PSIB Kab Brebes teringat dengan logo PSIB yang terpampang di Sekretariat PSIB dengan kepanjangan Persatuan Siswa Islam Brebes untuk santri yang mondok di Pesantren Lirboyo. Logo tersebut mirip dengan logo Universitas Tri Bakti Kediri, sebuah lembaga perguruan tinggi yang didirikan oleh Al Maghfurlah KH Mahrus Aly.

“Kemiripan tersebut sangat wajar karena saat dulu anggota PSIB dengan beranggotakan seluruh santri  Brebes yang ada di Pondok induk dan beberapa unit Lirboyo, termasuk HM, HMP,  dan HY. Semuanya melebur jadi satu wadah,santri dan mahasiswa di UIT bahkan santri Brebes yang di Pondok luar Lirboyo tapi sekolah di MHM. Kemungkinan ide logo tersebut diinisiasi oleh santri Lirboyo yang kebetulan sambil kuliah di Universitas Tri Bakti, sehingga logonya mengadopsi dari logo UIT,” kata Akhmad Sururi saat memulai diskusi bersama dengan seluruh Pengurus PSIB pada hari Kamis, 9 Mei 2024.

Menurut alumni Lirboyo angkatan tahun 2000, santri Brebes yang di Lirboyo dengan lembaga PSIB sebagai induk organisasi kegiatan dibutuhkan pola pergerakan intenal dan eksternal. Konsolidasi organisasi menjadi bagian kegiatan internal oraganisasi untuk melakukan penguatan dan pembenahan struktural. Hal ini sangat penting, agar setiap personal pengurus bisa memahami dan menyadari terhadap tugas dan fungsinya dalam oraganisasi.

“Adapun langkah eksternal adalah bentuk kegiatan ekspansip untuk dakwah Pesantren. Pengajian Halal bi Halal menjadi dakwah Pesantren yang diselenggarakan secara rutin bulan pada bulan Syawal oleh PSIB. Secara teknis PSIB membentuk kepanitiaan (ad hoc) yang menangani kegiatan Halal bi Halal dan rangkaian kegiatan lainnya,” lanjut Akhmad Sururi.

Menyinggung kegiatan Halal bi Halal kemarin di Kec Losari, alumni yang saat ini menjadi Sekretaris MWCNU Wanasari merespons dengan positif dan menyatakan ada progres. ” Kegiatan Halal bi Halal kemarin ada kemajuan karena ada tambahan kegiatan Bahsul Masail sebagai tradisi Pesantren. Selama ini tujuan Halal bi Halal adalah untuk dakwah Pesantren dengan harapan lokasi yang ditempati Halal bi Halal akan bertambah santrinya yang mondok di Lirboyo. Namun demikian kedepan kedepan kita harus bisa membaca peluang dan tantangan dakwah Pesantren di tengah tengah masyarakat. Kompetensi santri untuk bisa beradaptasi dengan perkembangan masyarakat menjadi kebutuhan. Sehingga masyarakat akan menemukan titik kesadaran dalam beragama,” tambah Akhmad Sururi.

Kembali kepada PSIB, wakil ketua LTN NU PCNU Brebes berharap PSIB membuat inovasi program untuk kemajuan organisasi. “PSIB diharapkan memiliki program eksternal untuk lebih bermanfaat kepada umat, termasuk untuk generasi remaja pada lembaga pendidikan formal. Ini sangat penting mengingat pemahaman agama mereka dibutuhkan penguatan. Ditambah dengan lemahnya pendidikan akhlak, sehingga tidak jarang terjadi tawuran pelajar dan tindakan kriminal lainnya. Namun demikian tentu harus melalui proses diskusi atau musyawarah bersama dengan santri senior atau Penasehat PSIB. Lebih dari itu santri itu saran dan masukan dari alumni juga sangat penting,” pungkas Akhmad Sururi.

Pertemuan diskusi yang berlangsung di Sekretariat PSIB Pondok Pesantren Lirboyo dihadiri oleh Penasehat PSIB, Akhmad Miftahus Salam. Dalam kesempatan tersebut, Kang Mif memberikan gambaran inovasi program kegiatan untuk PSIB saat bulan Ramadhan. Namun demikian untuk mematangkan rencana tersebut akan dibahas dalam sidang istimewa PSIB. *(Red)

www.youtube.com/@anas-aswaja

The post PSIB dalam Lintasan Sejarah: Respon Santri Melalui Dakwah Pesantren untuk Masyarakat Brebes first appeared on pelitaindonews.